HEBOH! Nama Gedung DPR di Google Maps Berubah Jadi Perkumpulan Tikus Berdasi Hingga Peternakan Tikus
Heboh, nama Gedung DPR RI di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta telah
berubah nama di Google Maps.
Di Google Maps, nama Gedung DPR berubah menjadi perkumpulan tikus berdasi,
peternakan tikus hingga gedung korupsi.
Wartakotalive.com mengintip Google Maps, Senin (3/7/2023), nampak beberapa
titik nama Gedung DPR RI sebagian telah berubah.
Namun di beberapa media sosial (Medsos), sebelumnya beredar tangkapan layar
foto yang memperlihatkan semua titik Gedung DPR dinamai serba tikus.
Salah satunya akun Instagram @cermative, yang memposting terkait nama Gedung
DPR RI berubah nama Google Maps.
Waduh, ulah siapa nih
Heboh di media sosial tentang penamaan gedung DPR di Google Maps, berisi
nama seperti “Kandang Tikus, Gedung Tikus Turu, Gedung Korupsi, Dewan
Penghianat Rakyat dll.”
Apa pendapatmu tentang ini?"
Puan Diedit Gambar Tikus
PDI Perjuangan merespon viralnya video meme Ketua DPR RI Puan Maharani yang
diunggah oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).
Dalam video tersebut, sosok Puan Maharani digambarkan memiliki badan tikus.
PDI-P menganggap kurang patut dilakukan oleh mahasiswa dan asal bunyi.
Adapun BEM UI sebelumnya menyatakan bahwa unggahan ini adalah bentuk
kemarahan imbas pengesahan Perppu Cipta Kerja jadi Undang-undang.
Kritikan terhadap meme Puan ini disampaikan oleh politikus senior PDIP
Hendrawan Supratikno seperti dikutip dari Tribunnews, Kamis (23/3).
Hendrawan menilai bahwa unggahan tersebut kurang patut dan terkesan asal
bunyi.
Tak hanya itu, Hendrawan mengatakan bahwa hal itu merendahkan akal budi.
Ia lantas berharap agar mahasiswa kembali bergerak dalam koridor dan etika
akademik.
Menurut Hendrawan, seharusnya para mahasiswa memberikan kontribusi dalam
pembangunan bangsa, bukan malah melakukan umpatan dangkal serta spekulatif.
"Bukan melakukan umpatan-umpatan yang dangkal dan spekulatif," ujar
Hendrawan.
Dikatakan oleh Hendrawan, selama ini kritik dan masukan dari kampus
sangat diperhatikan.
Terlebih kunjungan kerja Alat Kelengkapan Dewan (AKD) termasuk Badan
Legislasi sering ke kampus.
Sebelumnya, BEM UI mengunggah video meme Puan Maharani yang bertubuh tikus
keluar dari gedung parlemen.
BEM UI juga mengubah akronim DPR menjadi Dewan Perampok Rakyat.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes atas pengesahan Perppu Cipta Kerja
menjadi UU.
Disorot netizen
Langkah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI mengunggah video yang memuat
wajah Ketua DPR RI, Puan Maharani dengan tubuh seperti tikus mendapat
sorotan dari netizen.
Video Puan Maharani dengan tubuh menjadi seperti tikus diunggah BEM UI lewat
akun Instagram resminya, @bemui_official pada Rabu (22/3/2023).
Selain itu, video tersebut juga memperlihatkan hancurnya gedung DPR RI usai
mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerjamenjadi Undang-Undang (UU).
Dalam caption unggahan itu, pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang dianggap sebagai bentuk DPR yang tidak memihak pada rakyat
sehingga diibaratkan seperti tikus dengan watak licik.
"Bagaikan tikus dengan watak licik yang selalu menggerogoti masyarakat
sipil, semakin terlihat bahwa DPR benar-benar tidak memihak pada rakyat."
"Sudah tidak ada alsan lagi untuk kita percaya kepada wakil kita. Saatnya
untuk melawan," tulis BEM UI dalam caption tersebut.
Tak sampai di situ, BEM UI pun mengubah akronim DPR menjadi Dewan Perampok
Rakyat.
Netizen yang melihat unggahan tersebut pun memberikan respon. Rata-rata
mereka memberikan respon positif dengan mendukung apa yang dilakukan
tersebut.
"Naikin gaji editor," tulis pemilik akun abdillah****.
Tidak hanya itu ada juga netizen lain yang mengungkapkan editor yang membuat
video tersebut sangat berani sehingga perlu waspada dengan sekelilingnya.
"Ini Editornya bukan sembarang editor. tetap pantau gerobak Bakso dan Avanza
Hitam dekat kost yah," tulis akun ir.hmml****.
Di sisi lain, Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang mengungkapkan unggahan
tersebut adalah puncak kemarahan terhadap DPR usai mengesahkan Perppu
Ciptaker menjadi UU.
Sehingga, menurutnya, DPR tidak dapat dianggap lagi sebagai wakil rakyat.
Melki juga menganggap pengesahan Perppu Ciptaker menjadi UU adalah salah
satu bentuk produk hukum inkonstitusional.
"Saya rasa keseluruhan publikasi kami tersebut sudah menggambarkan kemarahan
kami terhadap DPR hari ini."
"Kami rasa DPR sudah tidak pantas lagi menyandang nama Dewan Perwakil Rakyat
dan lebih pantas diganti namanya menjadi Dewan Perampok, Penindas, ataupun
Pengkhianat Rakyat sebab produk hukum inkonstitusional yang mereka sahkan
kemarin jelas merampas hak-hak masyarakat, mengkhianati konstitusi, dan tak
sesuai degna isi hati rakyat," kata Melki saat dihubungi Tribunnews.com,
Kamis (23/3/2023).
Selain itu, dirinya juga menganggap pengesahan Perppu Ciptaker menjadi UU
adalah bentuk dukungan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Padahal, lanjutnya, penerbitan Perppu Ciptaker pada 30 Desember 2022 oleh
Jokowi itu sudah menyalahi konstitusi dan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
DPR harusnya menuruti putusan MK untuk memperbaiki UU Cipta Kerja dengan
partisipasi bermakna, bukannya malah turut mengamini tindakan
inkonstitusional Presiden Jokowi dengan mengesahkan Perppu Cipta Kerja yang
menyalahi konstitusi," tegas Melki.
Melki pun menganggap masyarakat tidak perlu berharap banyak terhadap kinerja
DPR pasca pengesahan Perppu Ciptaker karena dirinya menilai wakil rakyat
tidak selebih pelanggar konstitusi.
Sebelumnya, pengesahan Perppu Ciptaker menjadi UU dilakukan saat Sidang
Paripurna IV di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (21/3/2023)
lalu.
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPR RI sekaligus ketua sidang paripurna, Puan
Maharani.
"Apakah rancangan undang-undang tentang penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi undang-undang untuk disahkan menjadi undang-undang?" tanya Puan
dikutip dari TV Parlemen.
"Setuju!" jawab peserta sidang paripurna.
Kemudian, Puan pun mengetuk palu sebanyak tiga kali. Tak cukup sekali, Puan
pun kembali bertanya kepada peserta sidang terkait kesetujuan pengesahan
Perppu Cipta Kerja menjadi undang-undang.
Peserta pun kembali menyatakan setuju agar Perppu Cipta Kerja dijadikan
undang-undang.
Kendati demikian ada dua partai yang menyatakan penolakan terhadap
pengesahan tersebut yaitu Partai Demokrat dan PKS.
Untuk Partai Demokrat, penolakan tersebut dilakukan oleh perwakilan yakni
Hinca Pandjaitan.
Sedangkan dari PKS, penolakan dilakukan dengan cara walk out oleh beberapa
anggota fraksi dan bergiliran meninggalkan ruang sidang.
Lalu, sejumlah anggota DPR RI yang melihat itu pun meneriakkan sejumlah
kata-kata agar seluruh anggota DPR fraksi PKS yang keluar dari rapat
paripurna berhati-hati.
"Hati-hati ya," ujar sejumlah anggota DPR RI dalam rapat paripurna
pengesahan Perppu Cipta Kerja.
Sumber:
tribunnews
Foto: Masyarakat dihebohkan soal nama Gedung DPR RI telah berubah nama di
Google Maps jadi perkumpulan tikus berdasi, peternakan tikus hingga gedung
korupsi/Kolase Wartakotalive.com/Istimewa
HEBOH! Nama Gedung DPR di Google Maps Berubah Jadi Perkumpulan Tikus Berdasi Hingga Peternakan Tikus
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar